Jumat, 05 Februari 2016

Pentingnya Pendirian & Kepercayaan Diri


Pada dasarnya sebagian orang tidak sampai terbangun dan menyadari kemampuan dirinya sebelum ia dihadapi oleh kesukaran.
Sebatang pohon yang terpaksa tumbuh ditengah batu-batuan akan menjadi kuat dan keras, karena perjuangannya yang terus-menerus melawan faktor-faktor yang tak menguntungkan.
Orang muda (termasuk saya) harus mengerti bahwa untuk mencapai tujuan mereka, mereka tak boleh mengharap tunggangan enak di jalan mulus.
Sedikit orang yang berhasil mencapai sesuatu tanpa menghadapi halangan yang mengecewakan. Bila kita menghadapi permasalahan dengan semangat yang semestinya, bukan saja permasalahan itu tidak akan merintangi, melainkan juga akan bermanfaat bagi kemajuan kita.
          Ada sebagian orang yang berhenti membuat kemajuan ketika mencapai suatu tahap tertentu. Mereka tak dapat meluaskan cakupan kegiatan mereka untuk maju melampaui titik yang telah mereka capai ke suatu tahap yang lebih tinggi atau lebih jauh. Orang-orang dengan kemauan yang lemah membuat
keputusan, mereka akan goyah dan dikuasai keraguan dan kebimbangan, dan buruknya ini juga yang pernah saya alami sampai akhirnya saya menyadari dan mencoba untuk memperbaikinya. Suatu pernyataan kecil dari orang lain akan membuat mereka mengubah pikiran dan rencananya. Orang lemah selalu bimbang, dan pikirannya terpecah-pecah. Dengan karakter yang tak pasti dan terus bergoyang-goyang mereka membuktikan bahwa mereka bukanlah majikan dirinya sendiri, dan seperti daun yang diombang-ambingkan angin, mereka harus mengikuti kemauan orang lain dalam segala situasi. Kegoyahan dan keraguan pendirian sering sama artinya dengan kegagalan.
          Bagaimanapun juga, keberhasilan tidak akan mungkin tanpa tekad, karena keyakinan akan keberhasilan itu sendiri, sudah merupakan setengah keberhasilan dan kemenangan datang kepada orang-orang yang bertekad untuk memajukan dirinya. Ada banyak orang yang tak dapat melaksanakan tugas kewajiban sampai tuntas, karena bimbang. Misalnya, apabila mereka tertarik oleh suatu profesi dan pekerjaan, untuk beberapa waktu mereka mengejarnya dengan perhatian besar dan penuh semangat. Tetapi, begitu menghadapi kesulitan, perhatian dan gairah mereka lenyap lalu mereka kecewa. Kita memerlukan kemauan yang kuat dan mantap untuk melawan tekanan hasrat-hasrat yang menyesatkan dan menghancurkan. Suatu syarat mendasar untuk mampu memperoleh hasil yang tepat dan diinginkan dari kemauan kita ialah mengikuti dikte akal dalam keputusan kita dan dalam melaksanakan kemauan kita.

Kisah Semut dan Belalang



         Pada  suatu  padang  rumput  yang  sangat  luas,  hidup  sekelompok  semut serta  beberapa  hewan  lainnya. Pada  saat  itu, musim  panas  baru  saja  tiba.
Banyak  hewan  yang  mulai  terbangun  dari  hibernasi  mereka, burung-burung yang  berkicau  gembira, hewan-hewan  kecil  yang  bermain  kesana  kemari, serta  suara  nyanyian  hewan  disana  sini.
Namun, diantara  hewan-hewan  tersebut, ada  sekelompok  hewan  yang  unik. Mereka  mungkin  kasat  mata  bagi  kebanyakan  hewan  karena  tubuhnya yang  kecil… betul, mereka  adalah  Semut.
Sekawanan  semut  itu  selalu  bekerja  setiap  saat  untuk  mengumpulkan makanan.
Suatu  hari  sekawanan  belalang  bermain  di  dalam  rumput  ilalang, mereka  terbang  kesana-kemari  dengan  riangnya.  Ditengah  kegembiraan,  mereka  melihat  para  semut  yang  sedang  membawa  makanan, begitu  teratur, begitu  rapih, dan  begitu  bersemangat.

Salah  satu  di  antara  mereka  pun  bertanya,

Belalang : “Hai  semut,  mengapa  kalian  terus  bekerja?,  mari  bermain  bersama  kami”

Sang  semut pun  menjawab  sambil  tersenyum,

Semut : “Tidak  terimakasih, masih  banyak  hal  yang  harus  kami  lakukan, kami  tidak  ingin  menunda  pekerjaan  kami, selagi  kami  mampu  melaksanakannya,  kami  akan  melakukannya  pada  waktu  yang  sama.”

Dengan  heran  belalang  kembali  bertanya,

Belalang : “kenapa  kalian  begitu  bersemangat, ini  kan  musim  panas, lebih  baik  kita  bermain, saying kan  jika  kita  melewatkan  cuaca  yang  begitu  indah  ini”
Dengan  senyuman,  semut  kembali  menjawab,

Semut : “ kami diharuskan  menjadi  hewan  yang  bertanggung  jawab, meskipun  kami  terlihat  bekerja  hanya  untuk  oranglain, sebetulnya  kami bangga  bekerja  sesuai  kemampuan  kami. Kami  gembira  melakukan  tanggung jawab  kami  sebaik  yang  kami  mampu.”

Belalang  masih  heran  dengan  sikap  semut, merasa  belum  puas, si  Belalang  kembali  bertanya :

Belalang : “apakah  kalian  tidak  mau  bermain-main  seperti  kebanyakan  teman  yang  lainnya?”

Kembali  tersenyum, semut  pun  bersuara:

Semut : “ kami  akan bermain  dan  beristirahat  selepas  kami selesai  menyelesaikan  tanggung  jawab  kami, biar  bagaimana pun  tanggung  jawab  tetap  menjadi  yang  terpenting  bagi  kami, coba  kalian  tengok  rumah  kami, sedikit  demi  sedikit  makanan  terkumpul  di  rumah  kami.”

Belalang  pun  makin  terheran-heran, dia  kembali  penasaran :

Belalang : “ untuk  apa  kalian  mengumpulkan  makanan  setiap  harinya ?” kalian  bisa  mencari  lalu  langsung  memakannya  ketika  kalian  lapar  bukan? Mengapa  harus  kalian  kumpulkan  seperti  itu ?”

Perlahan-lahan  belalang  yang  awalnya  sibuk  dengan  bermain pun  mulai  serius  dengan  pembicaraan  mereka  dengan  si Semut.  Mereka  memasang  muka  serius.

Semut : “ kawanku, kami  para  semut  bukan  hanya  di  tuntut  untuk  mengerjakan  tugas  untuk  waktu  ini  saja, kami  di  biasakan  untuk  mengerjakan  sesuatu  dengan  sebaik  mungkin  yang  kami  bisa, karena  kami  percaya  jika  kami  mengerjakan  sesuatu  dengan  baik  pada  saat  ini, kami  juga  akan  mendapatkan  segala  yang  terbaik  kedepannya.”

Belalang-nya  masih  bingung  teman, si Belalang  kembali  bertanya :

Belalang : “ kami  tidak  pernah  mendengar  yang  seperti  itu, bisa  kalian  menjelaskan nya?”

Dengan  sabar  dan  tetap  senyum, semut  pun  menjelaskan:

Semut : “ Teman, kita kan  masih  sangat  muda, ayo  kita  manfaatkan  semua  potensi  yang  ada  dalam  diri  kita, kita  bisa  belajar  dimanapun  kita  mau, bukan  dengan  terpaksa, tapi  dengan  suka  cita, dengan  senang  hati, dan  dengan  bangga. Jika  sudah  demikian, kalian  pasti  menemukan  sesuatu  yang  disebut  kebanggan  diri. Nah  kawan, kebanggaan  diri  adalah  bentuk  penghargaan  tertinggi  terhadap  diri  kalian  dari  diri  kalian  sendiri, kalian  harus  bangga  kepada  diri  kalian, kalian  harus  mendukung  diri  kalian, dan  kalian  harus  mencintai  apa  yang  bisa  kalian  lakukan. Sekecil  apapun  itu, jika  bernilai  positif  dan  kalian  mampu  bangga  kepadanya, maka  akan  muncul  perasaan  luar  biasa  dalam  diri  kalian.”

Belalang  mulai  tersenyum, belalang  berkata :

Belalang : “ termasuk  dengan  apa  yang  kalian  lakukan?”

Dengan  sergap, semut  pun  menjawab :

Semut : “ tentu …. Mengapa  tidak ?? Kami  bangga  kepada  diri  kami, meskipun  kegiatan  kami  hanya  mengumpulkan  makanan  setiap  harinya, kami  mengambil  sisi  positif  dalam  kegiatan  kami. Dengan  mengumpulkan  makanan, kami  mempersiapkan  persediaan  makanan  bagi  musim  dingin  nanti, bukan  hanya  untuk  kami  yang  bekerja, tetapi  untuk  semua  keluarga-keluarga  kami, orang-orang  di  sekitar  kami, semua  saudara-saudara  kami, memiliki  makanan  ketika  musim  dingin  tiba  nanti. Dengan  arti, kami  tidak  akan  kelaparan.”

Belalang  tersenyum  simpul, dengan  bersemangat, belalang  meminta:

Belalang : “ Bisakah  kalian  berbagi  cerita  kalian  kepada  kami?”

Setelah  mengambil  nafas, semut pun  bercerita :

Semut : “ kami  mengerjakan  sesuatu  dengan  penuh  rasa  tanggung  jawab. Apa  yang  menjadi  tugas  kami, pasti  kami  kerjakan  sebaik  yang  kami  mampu, sebagus  yang  bisa  kami  buat, dan  semaksimal  asa  yang  kami  punya. Kami  tahu  setiap  hasil  kerja  kami  tidak  akan  ada  yang  sia-sia. Jika  kami  mengerjakan  sesuatu  secara  baik, maka  nanti  kami  akan  mendapatkan sesuatu  yang  baik  juga, dan  jika  kami  mengerjakannya  dengan  semau  kami, maka  hasilnya  nanti  juga  akan  semaunya, kami  lebih  senang  bekerja  dengan  tanggung  jawab  kami, karena  hasilnya pun  akan  membuat  kami  bangga  terhadap  diri  kami, tidakkah  kalian  menyadari  hal  tersebut. Sama  halnya  dengan  jika  kami  mengumpulkan  makanan  dengan  sungguh-sungguh, maka  di musim  dingin  nanti, kami  tidak  akan  pernah  kelaparan, tidak  ada  di antara  kami  yang  akan  mati  karena  tidak  ada  makanan, namun  jika  kami  melakukannya  dengan  tidak  sungguh-sungguh, teman  kami  dan  mungkin  kami  sendiri  akan  mati  kelaparan. Kawan, ingat  pepatah  tanam  kebaikan, maka  kau  akan  menuai  kebaikkan, tanam  keburukkan, maka  kau  akan  menuai  sesuatu  yang  jauh  lebih  buruk.

Belalang pun  tersenyum  sangat  puas, dia  berkata :

Belalang : “Terimakasih  banyak  kawan, kami  akan  mulai  mengerjakan  sesuatu  dengan  penuh  tanggung jawab  seperti  kalian. Kami  pamit  pulang, mungkin  akan  banyak  ilmu  pengetahuan  yang  bisa  kami  temukan  jika kami  mencarinya  dibanding  kami  terus  mengisi  waktu  kami  dengan  bermain. Terimakasih  banyak  kawan”

Semut pun  kembali  melanjutkan  pekerjaan  mereka, dan  belalang pun  mulai  membenahi  diri  mereka  menjadi  seseorang  yang  lebih  baik.
Nah teman-teman  dan  adik-adik  sekalian jadi, dari  cerita di atas  bisa  kita  simpulkan, sesuatu  harus  di kerjakan  dengan  penuh  tanggung jawab, kenapa? Karena setiap  pekerjaan  kita  akan  mendapatkan  balasannya. Ketika  kita  melakukan  sesuatu  dengan  baik  dan  penuh  tanggung jawab,  maka  hasilnya  pun  akan  membawa  sesuatu  yang  baik-baik  bagi  kita, tapi  kalau  kita  mengerjakan  sesuatu  dengan  asal-asalan, hasilnya  nanti pun  akan  membawa  semua  yang  asal-asalan.

Selasa, 02 Februari 2016

Yeah !!!


“ I don’t want to be your number one”
                     Eh ?? Why ??
“Because if I’m number one then there
Will be a number two and three and so on”
Oh, ok then. You’ll be my one and only.
You’re the only one who can make me
Do a lot of things I don’t usually do.
Does that sound better ??
“Yes, it sounds great! “